Tugas
Makala Sejarah Tentang PDRI
( Pemerintahan Darurat Republik Indonesia )
Dan Serangan Umum 1 Maret 1949
( Pemerintahan Darurat Republik Indonesia )
Dan Serangan Umum 1 Maret 1949
Di
Susun Oleh :
1. Dahlia Andika
2. Lucky Selvia Octania
3. M. Raihan Firdaus
4. Putri Afifa Nur Oktania
5. Triyan Wahyudi
1. Dahlia Andika
2. Lucky Selvia Octania
3. M. Raihan Firdaus
4. Putri Afifa Nur Oktania
5. Triyan Wahyudi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk mengetahui tentang
sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI), dan Serangan Umum 1
Maret 1949 yang kami sajikan dalam bentuk makalah.
Adapun makalah sejarah tentang sejarah
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI), dan Serangan Umum 1 Maret 1949
yang kami sajikan dalam bentuk makalah. yang telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah sejarah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah sejarah tentang
sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI), dan Serangan Umum 1
Maret 1949 ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Tanjung
Pering, 29 Maret 2016
(Penyusun)
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Latar Belakang pembuatan makalah ini adalah agar mempermudah mendapatkan ilmu pengetahuan , memahani tentang sejarah Indonesia yang pada kali ini membahas mengenai Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI), dan Serangan Umum 1 Maret 1949. Setelah dibuat makalah ini diharapkan akan membantu kita untuk lebih mudah lagi dalam proses pembelajaran dan membantu agar anak bangsa dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia, dan menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Latar Belakang pembuatan makalah ini adalah agar mempermudah mendapatkan ilmu pengetahuan , memahani tentang sejarah Indonesia yang pada kali ini membahas mengenai Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI), dan Serangan Umum 1 Maret 1949. Setelah dibuat makalah ini diharapkan akan membantu kita untuk lebih mudah lagi dalam proses pembelajaran dan membantu agar anak bangsa dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia, dan menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Sejarah PDRI ?
2. Bagaimana Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 ?
1. Bagaimana Sejarah PDRI ?
2. Bagaimana Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 ?
C.
Tujuan
Pembahasan
1. Mengetahui Sejarah Mengenai PDRI
2. Mengetahui Sejarah Mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949
1. Mengetahui Sejarah Mengenai PDRI
2. Mengetahui Sejarah Mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949
D.
Pembahasan
1.
Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia(PDRI)
Agresi
Militer II berhasil menguasai Kota Yogyakarta. Hal ini membuat presiden dan
anggota kabinet memberikan mandat kepada Mentri Kemakmuran, Mr. Syarifuddin
Prawiranegara yang sedang berada di Sumatra untuk membentuk Pemerintah Darurat
Republik Indonesia(PDRI). Apabila perintah ini gagal dilaksanakan, Mr. A. A. Maramis, dr. Sudarsono, dan L. N. Palar yang sedang berada di India
diperintahkan untuk membentuk Pemerintahan Pelarian(Exile Government) di sana.
Untuk
mencegah rencana pemerintah RI, pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda menyerang
Kota Bukittinggi. Hal ini membuat Mr. Syarifuddin mengadakan pertemuan di Gedung Tri Arga. Rapat ini memutuskan
pembentukan PDRI dipindah ke perkebunan the Halban(sebelah timur Payakumbuh). Susunan PDRI yang berhasil
dibentuk, yaitu Mr. A. A. Maramis. Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Wakil
Ketua PDRI merangkap materi dalam negeri dan menteri agama. Untuk menghindari
Belanda, markas PDRI selalu berpindah-pindah, mulai dari Sumpur, Kudus, Lintau,
Sawah Lunto, dan Salibaru.
(Sewu,Juni 2012:211)
2.
Serangan Umum 1 Maret 1949
Pada saat terjadinya Agresi Militer,
pemerintah Belanda melakukan propaganda dengan menyebutkan bahwa pemerintah RI
dan TNI sudah hancur. Untuk menunjukkan bahwa pemerintah dan TNI masih ada,
maka serangan terhadap Kota Yogyakarta pun direncanakan.
Wilayah Yogyakarta berada di dalam
wilayah operasi TNI Brigade 10 Wehrkreise II, dibawah komandan Letnan Kolonel Soeharto. Perencanaan
perebutan Kota Yogyakarta oleh Brigade 10 mendapatkan dukungan penuh Sri Sultan Hamengkubumo IX.
Serangan atas Kota Yogyakarta di
laksanakan pada tanggal 1 Maret 1949, di bawah pimpinan Letkol Soeharto. Untuk
memudahkan penyerangan, dibentuklah sector-sektor, yaitu sebagai berikut:
a. Komandan
Sektor Barat A adalah Letkol Suhud.
b. Komandan
Sektor Barat B adalah Mayor Vence Sumual.
c. Komandan
Sektor Selatan adalah Mayor Surjono.
d. Komandan
Sektor Timur adalah Mayor Surjono.
e. Komandan
Sektor Utara adalah Mayor Kusno.
f. Komandan
Sektor kota ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Marsudi.
Menjelang
tanggal 1 Maret 1949, sesuai dengan rencana, pada malam hari pasukan TNI
menyusup memasuki Kota Yogyakarta. Pada pagi hari tanggal 1 Maret 1949 tepat
pada pukul 06:00 sewaktu sirine Belanda berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam
malam, serangan pun diluncurkan keseluruh kota. Pasukan TNI dalam waktu singkat
berhasil menguasai kota ini.
Keberhasilan
serangan ini disiarkan melalui radio Wonogiri ke seluruh penjuru dunia.
Serangan ini pun mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu untuk membuktikan
kepada dunia Internasional, bahwa TNI khususnya dan Negara RI umumnya masih ada
dan sekaligus membantah kebohongan Belanda yang menyatakan RI sudah hancur.
Tepat
pada pukul 12.00, Letnan Kolonel Soeharto memerintahkan pasukannya untuk
mengosongkan kembali Yogyakarta. Pendudukan selama 6 jam ini, cukup untuk
membuka mata dunia terhadap eksistensi Indonesia seluruhnya dan membuktikan
rakyat Indonesia masih berjuang mempertahankan kemerdekaannya.
(Sewu,2012:211-212)
06.17
Share: